Saturday, March 22, 2008

Semangat dan Hobby Mengaji

Seseorang yang bersemangat biasanya terlihat dari gerak lahiriahnya mau melakukan, di raut wajahnya nampaklah ada girah, sedangkan di dalam hatinya ada kesungguhan. Sebagaimana orang melakukan aktifitas yang berhubungnan dengan hobinya/kegemarannya. Bahkan saking seringnya melakukan kebiasaan dari hobinya lama-lama menjadi membudaya dalam pola kehidupannya.

Hobby Mengaji

Mengaji berasal dari kata dasar “kaji” yang mendapat awalan “me” = “mengkaji” namun pada kalangan tertentu lebih popular dengan istilah “mengaji”.
Kalau kata dasar “kaji”di tambah akhiran “an” menjadi “Kajian” contoh pada kalimat “kajian pustaka , kajian sejarah, dsb”.

Secara umum arti mengaji/mengkaji/kajian kurang lebihnya adalah aktifitas untuk mencari informasi atau pembuktian suatu masalah tertentu dengan menggunakan bahan dokumentasi, referensi, dokumentasi yang berbentuk data fisik dan otentik yang kredibel dan valid sesuai dengan tema yang sedang dibahas, diulas.

Dari beberapa bahan pendukung tersebut, dapat diambil hikmah, pengertian atau kesimpulan yang selanjutnya secara ilmiah bisa digeneralisasikan untuk diakui kebenarannya secara umum.

Seorang mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir (TA)/ tesis, juga melakukan pencarian informasi dari beberapa bahan diktat, referensi dari para ahli, sebagai bahan untuk menyusun tesis tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan sendiri kemudian dikonfirmasikan dengan kesimpulan dari berbagai referensi , barulah dibuat kesimpulan secara umum.

Tentu saja hasil nukilan atau cuplikan argumentasi dari para ahli, haruslah diberi tanda khusus , misalnya dibuat spasinya berbeda dengan yang lain atau dibuat fontasi/jenis huru berbeda, kemudian di bagian bawah halaman tersebut, di beri keterangan catatan kaki (foot note).

Pengambilan nukilan/kutipan referensi dari author/narasumber langsung dimaksukkan dalam frase /paragraph seolah menjadi bagian pendapatnya sendiri tanpa menyebutkan sumbernya dan catatan kakinya, termasuk tindakan melanggar kode etik teknik penulisan karya ilmiah , bisa-bisa dogolongkan plagiator, pembajakan dan melanggar HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). Namun hal ini sepertinya sudah biasa terjadi di kalangan akademisi.

Mengkaji Pedoman Agama.

Tidak ubahnya dengan mengaji, yang dikonotasikan sebagai mendalami dasar agama Islam, ada beberapa kesamaan dasar dibanding dengan pengkajian ilmu pada umumnya. Mengaji ilmu agama adalah mendalami dasar-dasar ilmu agama dangan membuka/membentang isi Al-Qur,an dan Sunah/tuntunan Rosululloh SAW yang tertuang dalam beberapa kitab hadis.

Metode pengambilan informasi, kesimpulan suatu ayat dari suatu surat dalam Al-qu’an atau butiran/matan hadis yang memuat tuntunan Nabi Muhammad SAW dan para sohabatnya menurut riwayat tertentu yang kedudukannya sohih, adalah cara yang ilmiah didalam aktifitas mengaji.

Hanya sedikit perbedaan, kalau kesalahan atas kesengajaan/kesembronoan seorang ilmuwan dalam metodologi penulisan karya ilmiah, misalnya melakukan plagiat, pembajakan, yang mengakibatnya rusaknya suatu nilai kebenaran atas suatu teori/kaidah , maka akibatnya dicekal karya-karyanya, atau gagal mempertahankan desertasi untuk memperoleh gelar yang akan diraih, maksimal dituntut di siding pengadilan akhirnya dipenjara , ( tapi pernahkah terjadi sampai demikian ?).

Sedangkan seorang ulama, kiyai yang melakukan kesembronoan, keberaninnya meremehkan, kesalahan teknik pengambilan kesimpulan hukum dari dasar pedoman atau karena kurang luas penguasaan ilmu agama, yang mengakibatkan penyelewengan nilai kebenaran dan kemurnian agama berdasar al-Quran al-Hadis, menyesatkan umat / pengikutnya, maka sebagai resikonya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut di hadapan Alloh SWT di mahkamah akhirat.

Bagi yang sudah memiliki himpunan hadis sebagaimana terpampang di sini, dapat dilihat Kitab Ahkam (beberapa hukum) hal.3-4 , atau hadis Sunan Abu Dawud yang terpampang di sini, Bab Kitabusunah No Hadis 4609 menurut Abu Ghuroiroh sesungguhnya Rosullalloh SAW bersabda:” Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk ( kebenaran sesuai dengan al-Qur’an dan Hadis) maka orang tersebut mendapat pahala semisal/sejumlah pahala orang yang mengikutinya, tanpa sedikitpun mengurangi dari pahala orang yang mengikuti. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan ( menyimpang/tidak terbukti di dalam al-Qur’an dan Hadis) maka orang tersebut mendapat dosa semisal /sejumlah dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa sedikitpun mengurangi dosa orang yang mengikutinya”.

Manfaat mempunyai hobby mengaji.

Mengaji agama dengan langsung membuka, memaknai satu kata demi kata, lalu mengambil kesimpulannya adalah merupakan kegiatan yang sangat menarik dan menyenangkan.

Manfaatnya kita bisa benar-benar tahu dan paham betapa banyak nilai positif yang kita dapatkan setelah kita memaknai, yang tidak kita dapatkan kalau kita mengaji dengan mendengarkan orang bicara, pidato, ceramah atau membaca tulisannya orang, yang kita tidak kenal dan tidak melihat sosok tubuhnya.

Kadang semakin banyak buku agama yang kita baca malah semakin membingungkan, akhirnya bukunya kita tinggalkan begitu saja.

Sekalipun cara yang selama ini sudah umum dilaksanakan juga bertujuan untuk kebaikan, namun masing–masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Mengaji dengan mengartikan justru sebagai bahan acuan kebenaran, karena artinya masih benar-benar murni, belum tercampur dengan subyektifitas orang yang berceramah, atau orang membuat diktat buku-buku agama.

Tentu saja memaknai kata demi kata seperti di forumqhita ini juga memerlukan pendampingan dari orang yang lebih dulu mendalami agama secara luas, sehingga pengertian/penjelasan suatu ayat/hadis yang dikaji tetap singkron dengan pengertian secara integral/utuh/keseluruhan/.

Pemahaman agama adalah suatu proses, bukan seperti membalikkan telapak tangan, namun memerlukan waktu, dilandasi ketekunan, ketelatenan, kesabaran, secara rutin dan berkesinambungan.

Dengan dilandasi semangat pantang menyerah, maka setiap diri kita sebenarnya mempunyai peluang dan hak yang sama di sisi Alloh untuk menjadi insan yang faqih (faham), memiliki prinsip, pendirian yang teguh dalam menetapi kebenaran.

Hayoo..semangat.

No comments: